Toleransi ketika berorganisasi
Nama : Nuraya Ayu Ocktabella
NPM : 56413641
Kelas : 4IA12
Berbicara
mengenai toleransi, sebagai masyarakat yang tinggal di negara beraneka ragam
suku, budaya, etnis bahkan agama tentunya sikap toleransi sangat dibutuhkan
satu sama lain. Dengan adanya sikap toleransi perbedaan yang akan terlihat
samar karena kita menganggap semua sama. Jadi menurut saya toleransi merupakan
bentuk dari sikap kita yang membebaskan (membiarkan) orang lain untuk
berpendapat ataupun melakukan hal yang tidak satu ide/pendapat/ pemikiran
dengan diri kita tanpa melakukan intimidasi terhadap orang maupun kelompok
tersebut.
Toleransi
atau menghargai orang lain sangat diperlukan karena dengan adanya sikap saling
menghargai setiap manusia dapat menjalin hubungan yang baik dengan manusia
lain. Terlebih toleransi dalam bermasyarakat atau bersosialisai dapat
menciptakan suasanya yang tenang, damai dan tentram.
Untuk
pengalaman toleransi atau menghargai orang lain paling terasa pada saat
mengikuti organisasi yang melibatkan banyak kepala (siswa lain) karena di dalam
organisasi pasti sangat membutuhkan bahkan harus menjunjung sikap toleransi yang
tinggi. Terlebih ketika sebuah organisasi itu mengadakan sebuah acara yang
besar, disana kita dituntut untuk menyuarakan pendapat dan tentunya saling
mendengarkan pendapat orang lainnya. Terkadang ada satu atau dua pendapat yang
berbeda dengan kita. Waktu saya mengikuti salah satu organisasi di SMA yaitu
OSIS, akan mengadakan acara bakti sosial yang setiap tahunnya diadakan ditempat
yang masih pelosok di daerah saya. Dari rapat pertama yang menentukan tempat
buntuk bakti sosial saja banyak yang berbeda pendapat. Kemudian sewaktu
pembagian tugas juga banyak yang tidak menjalankan tugasnya yang telah
diamanatkan sehingga banyak dari kami yang menjalankan tugas ganda. Kebetulan saya
sebagai bendahara sering mengalami perbedaan pendapat dengan sie acara yang
menginginkan acara meriah tanpa memikirkan dana yang kita dapatkan. Padahal dana
yang kita dapatkan saja cukup terbatas, disana saya mulai berdiskusi untuk
mencari jalan tengahnya agar acara dapat berjalan tanpa terhalang dana yang
terbatas.
Ketika
pada hari H bakti social di desa tersebut kami menginap selama 1 minggu
dirumah-rumah penduduk dan melakukan kegiatan untuk membangun desa seperti
membuat kamar mandi atau WC umum tentu kita yang tinggal dirumah penduduk
tersebut juga membantu kegiatan orang tua asuh kita. Karena saya panitia jadi
sewaktu baksos ketua, sekretaris dan saya selalu melakukan control terhadap
adik-adik kelas yang mengikuti baksos, padahal ada sie tersendiri yang harusnya
melakukan control. Banyak hal yang tidak sesuai susnan acara terutama dalam
kepanitiaan itu sendiri, dan itu membuat Pembina OSIS kami sedikit marah ketika
melakukan evaluasi setiap malamnya. Bahkan dalam sesi evaluasi ada yang
memintingkan diri sendiri sehingga tidak memikirkan perasaan panitia yang
lainnya. Dan masih banyak hal yang terjadi sewaktu baksos. Padahal sebuah
organisasi itu dituntut untuk kompak, solid dan seirama, mungkin saja salah
satu hal tersebut tidak ada tetapi sebisa mungki kita harus kompak agar sebuah
acara berlangsung dengan lancar.
Dari satu
acara tersebut banyak hal yang dapat saya ambil hikmahnya. Diantaranya, ketika
menyampaikan pendapat yang berbeda jangan sampai menggunakan nada tinggi yang
terkadang dapat melukai hati orang lain. Karena nada tinggi tersebut orang lain
dapat mengetahui emosi kita yang sedang meluap-luap. Saling tolong menolong
walaupun itu bukan kewajiban kita, namun dapat kita lakukan tanpa menyepelekan
kewajiban kita sendiri. Menghargai keputusan atau kesepakatan yang telah dibuat
bersama.
Jangan
lupa untuk mengucapkan TERIMA KASIH ketika kita mendpatkan bantuan orang lain,
karena ucapan terima kasih tersebut merupakan tanda kalua kita menghargai jasa
atau bantuan yang telah diberikan orang lain terhadap kita. Dengan ucapan
terimakasih orang membantu juga akan senang karena mengetahui bahwa apa yang
dilakukannya terhadap orang lain itu sangat membantu.
Komentar
Posting Komentar