Tulisan mengenai Sikap Mengakui Kesalahan Diri Sendri

Nama   : Nuraya Ayu Ocktabella
NPM   : 56413641
Kelas   : 4IA12

Salah satu hal tersulit yang dilakukan seorang manusia adalah berani untuk mengakui kesalahan yang ia perbuat. Jika ada orang yang berkata “Minta maaf saja, gampang kok!” tetapi kalua ditelusuri lebih jauh memang bahwa mengakui dan meminta maaf itu memang mudah bagi sebagian orang tetapi sulit bagi orang yang gengsinya besar. Salah satu yang menghalangi kita untuk berani mengakui kesalahan itu adalah ego.
Ego mungkin menjadi penghalang uutama untuk mau mengakui kesalahan  yang telah kita lakukan secara jujur. Masalahnya bukan karena kita “tidak mengakui” akan kesalahan tetapilebih karena kita “tidak berani mengakui”. Bahkan kalua mungkin dengan segala cara kita akan berusaha menutupi setiap kesalahan yang telah kita lakukan.
Penghalang (karena ego) ini mugkin menjadi lebih berat untuk mereka yang berada pada posisi ‘lebih tinggi’ (baik lebih tinggi dalam hal usia, status social, jabatan, dan/ atau pendidikan) meskipun (di dalam hatinya) ia mengakui akan kesalahanya.
Saya mempunyai pengalaman bahwa dulu ketika masih SMA Kelas 1 saya pernah mengikuti sebuah bisnis MLM. Dengan mengikuti bisnis MLM tersebut banyak kesalahan terutama kebohongan yang telah saya lakukan. Diantaranya untuk mendapatkan modal awal investasi MLM saya berbohong kepada Kakek dan Bulek saya dengan mengatakan ada iuran sekolah sebesar 300 ribu. Namun bulek saya tidak begitu percaya uang iuran yang sebesar itu, karena biasanya untuk meminta uang iuran ada surat edaran resmi dari sekolah. Untuk mendapatkan modal tersebut saya terus saja berbohong hingga akhirnya bulek dan kakek saya memberikan uang 300 ribu yang saya gunakan untuk modal investasi MLM bersama teman-teman sekelas. Kemudian setelah masuk menjadi anggota kegiatan “berburu” target yang nantinya akan kita jadikan anggota kita pun saya lakukan sepulang sekolah. Dan target saya waktu itu adalah teman-teman angkatan dan teman-teman SMP dulu. Dalam kegiatan “berburu” tersebut saya dan teman-teman yang lain telah di doktrin untuk mengatakan kalau ketua kami itu telah kaya, sukses, memiliki mobil, rumah dan dapat membiayai kuliahnya sendiri agar menarik target kita. Dan saya pun melakukannya. Karna kegiatan “berburu” tersebut saya lakukan sepulang sekolah hingga magrib, sesampainya dirumah saya selalu berbohong kalau pulang selarut itu untuk mengerjakan tugas.
Setelah beberapa bulan (sekitar 6 bulan) mengikuti bisnis MLM dan berbagai kegiatan “berburu” tersebut, namun belum ada pemasukan yang masuk untuk saya dan teman-teman. Dari situ kami mulai menaruh curiga. Kemudian saya ketahuan oleh guru wali kelas kalau mengikuti bisnis MLM dan dari beliaulah kami mengetahui bahwa bisnis tersebut banyak kebohongan. Dan sadalah kami bahwa kami telah tertipu. Setelah sadar, kami pun terus mengejar pertanggung jawaban dari ketua penanggung jawab kami, namun ia tetap saja berkilah dan tidak mau mengakui kalau telah menipu kami. Akhirnya setelah lelah terus mengejar pertanggung jawabannya, kimi pun memutuskan untuk mengikhlaskan uang 300 ribu tersebut. Uang dengan nominal itu bagi kami anak SMA Kelas 1 yang masih meminta uang jajan termasuk dalam jumlah yang besar dan sulit untuk merelakanya begitu saja.
Lalu saya memberanikan diri untuk mengatakan yang sebenarnya kepada bulek dan kakek saya. Jangan tanyakan bagaimana emosinya mereka setelah mendengar pengakuan dari saya. Saya mendapat banyak omelan dari bulek. Sayu pun meminta maaf dan berjanji untuk mengembalikan uang 300 ribu dengan cara mengempulkannya dari uang jajan dan uang dari hasil memenangkan lomba. Bulek dan kakek saya pun memaafkan saya dan tidak perlu  mengembalikan uangnya, namun saya tetap berusaha untuk mengembalikannya. Dan saya dinasehati untuk berhati-hati dalam melakukan bisnis yang untuk seusia kami tergiur akan hasil yang instan dan langsung menjanjikan kesuksesan.
Dan setelah berani mengakui kesalahan saya merasa lebih damai karena saya mengetahui bahwa saya telah melakukan kesalahan tetapi menunda untuk mengakuinya yang menimbulkan rasa bersalah bagi diri sendiri sehingga tidak merasa damai. Kemudian saya mendapatkan kepercayaan lagi dari orang lain (terutama bulek dan kakek).
Dengan kita berani mengakui kesalahan, mendapatkan beberapa manfaat dan kekuatan didalam mengakui kesalahan diantaranya :
·         Memberikan Kedamaian. Mengakui kesalahan dapat membawa kedamaian secara psikologis bagi diri sendiri maupun orang lain. Mengetahui diri sendiri membuat kesalahan tetapi menunda untuk mengakuinya dapat menimbulkan perasaan bersalah bagi diri sendiri, akibatnya diri sendiri tidak akan merasa damai
·   Mendapatkan Kepercayaan Orang Lain. Dengan mengakui kesalahan, kita akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Hal ini dikarenakan mengakui kesalahan berarti bersikap jujur terhadap orang lain atas kekurangan diri sendriri yang memiliki dampak kepada orang lain.
·  Meningkatkan Hubungan Interpersonal. Mengakui kesalahan dapat menjaga hubungan interpersonal yang baik diantara sesame. Keterbukaan diantara sesame termasuk keterbukaan dalam mengakui kesalahan dapat mendekatkan relasi kita terhadap orang lain. Membuka hati diri sendiri untuk mengakui kesalahan dapat memicu orang lain untuk membuka pintu hatinya dalam memberikan maaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Manusia dan Peradaban

Pergerakan Kehidupan

Makalah Manusia dan Keindahan